Sabtu, 22 Juli 2023

Berdoa di Kapel Kabar Sukacita Biara Kapusin Katolik di Jaranguda Berastagi

 


Aku pernah mengalami sakit yang tidak diketahui sebabnya, penurunan berat badan yang cukup drastis (48 kg ke 37 kg) dan sakit kepala berkepanjanggan. Hal tersebut ternyata juga bisa mengganggu pikiran dan kestabilan mental.
Tanggal 18 februari 2022, Ayah dan Ibuku membawaku untuk berdoa di Kapel Kabar Sukacita Biara Kapusin Katolik di Jaranguda Berastagi.
Aku sangat suka didoakan di tempat ini karena pendekatannya lebih ke psikologis dan keheningan. Saat itu aku didoakan oleh Pastor Leo Sipahutar Ofmcap. Beliau adalah lulusan dari De La Salle University jurusan Guidance and Counseling Psychology Manila. Umur beliau sudah 71 tahun, namun semangatnya tidak kalah dengan orang muda.
Pastor memegang tanganku dan menuntunku ke kapel. Kami berjalan pelan-pelan. Aku melihat bunga-bunga di kanan kiri kami bermekaran dengan indah. Aku menatap jauh kearah pohon-pohon yang berbaris melambai-lambai ditiup angin dan Gua Maria yang meneduhkan.
Kami sampai di Kapel. Kapelnya sangat sakral dan menenangkan sekali. Terdapat Gambar Santa Faustina dan Tubuh Kristus (Hosti) yang disimpan di Monstrans.
Aku dan Pastor bercakap-cakap, mengutarakan isi pikiran dan hatiku. Konselingnya cukup lama namun tidak berasa lama. Setelah itu aku diberi waktu untuk berdoa sendiri di dalam kapel. Aku menutup mata dan berdoa, mengucapkan permohonan demi permohonan. Namun tiba-tiba aku berpikir “ Aku ini terlalu banyak maunya ya.. “ Aku membuka mataku, diam tak berkata apapun. Aku menatap Tubuh Kristus (Hosti) yang disimpan di Monstrans, entah mengapa air mataku mulai menetes, pikiranku kosong dan hanya tertuju ke Tubuh Kristus. Tuhan juga hadir di dalam keheningan.
Setelah itu pastor datang menghampiriku, kami berbincang lagi, selanjutnya Pastor memegang kepalaku dan mendoakanku
Ada Quotes yang kuingat sampai saat ini
“ I am not affraid of tomorrow, because I know yesterday and I love today”
Ya saat itu aku begitu ketakutan dengan masa depanku. Dalam pikiranku, aku sakit sekarang, bagaimana jika nanti aku tidak sembuh-sembuh, bagaimana nanti jika aku terus jadi beban, bagaimana jika aku nanti tidak bisa berkarya, bagaimana dengan jodohku dan masih banyak bagaimana bagaimana lainnya. Pikiran-pikiran itu terus beruminasi sehingga mengganggu kestabilan mentalku. Dulu aku sangat sering menangis tanpa sebab yang jelas. Setelah berbincang dengan Pastor Leo, aku merasa jauh lebih lega dan jarang menangis tanpa sebab karena aku sering mengingat kata-kata beliau “Aku tidak takut hari esok, karena aku tahu kemarin dan aku suka hari ini”. Apa pun yang terjadi hari ini pasti ada maksudnya, walau aku sedang tidak menyukainya. Mungkin Tuhan sedang menuntun dan mengajarku lewat apa yang aku alami dan akan ada rencana-Nya yang indah dibalik semua peristiwa ini.
Aku sangat bersyukur bertemu dengan Pastor Leo. Aku merasa Tuhan berkata dan mengajarkanku lewat perantara beliau.
Pastor Leo Sipahutar adalah salah satu sosok inspirasiku. Saya sangat kagum dengan semangat beliau. Pastor pernah mengalami stroke yang menyerang tangan kaki dan mulutnya, sehingga Ia kesulitan berjalan, bergerak dan berbicara. Ia tidak mengeluh dan menyalahkan keadaan. Di pagi hari Ia berusaha latihan berjalan sambil berkata dengan lantang aaa, iiiii,uuuu. Ia berusaha mengalahkan keterbatasan kemampuan berucapnya. Pastor rajin melatih kaki, tangan dan mulutnya. Dan karena kebaikan dan mukjizat Tuhan, Pastor sekarang sudah sembuh mampu berjalan dan berkata-kata dengan lancar. Terkadang Tuhan mengajar kita lewat kejadian-kejadian yang kita alami di dalam hidup.
Hal lain yang sangat saya kagumi dari pastor Leo adalah kemauan beliau untuk belajar di usia yang sudah tidak muda lagi. Pastor sudah melewati banyak zaman, mulai dari zaman menghitung dengan sampoa karena belum ada kalkulator, berkomunikasi dengan surat menyurat sampai ke zaman sekarang yang sudah sangat canggih.
Pastor Leo memiliki Youtube Channel. Awalnya aku kira Pastor memiliki team sendiri untuk mengatur, merekam dan mengedit videonya. Namun ternyata semua dilakukan oleh Pastor Leo sendiri. Di malam hari beliau menulis renungan. Untuk menulis renungan itu menurutku tidak mudah, karena akan merefleksikan ke diri kita. Keesokan harinya Pastor men-setting kamera HP di studio rekam miliknya. Ia merekam dirinya sendiri membacakan renungan yang telah ia tulis. Selanjutnya pastor mengedit video di laptop dengan aplikasi video editor.
Wah saya sangat kagum dengan semangat pastor

Apakah Hal Mistis Itu Nyata?

  Drama korea Revenat menceritakan tentang Goo San Young (Kim Tae Ri) yang menerima sebuah peninggalan relik ikat rambut merah dari almarhum...