Gerd Anxiety dan Persepsi
" It is not that trouble us, but our judgement about things" ~ Epictetus (Enchridion)
Aku terbangun di pagi hari, kepalaku sakit sekali. ibuku datang menghampiriku mengoleskan minyak dan memijat kepalaku. Aku mengamati wajahnya. Ia sudah tidak muda lagi, keriput tercuat di wajahnya. Tatapan matanya mengekspresikan kekhawatiran yang membuatku sedih.
Aku tidak sengaja menitikkan air mata, Dalam pikiranku terlintas pikiran
" Rasanya aku sering menyusahkan orangtuaku.
Bahkan di usianya yang tidak muda lagi aku tetap menyusahkan.
Seharusnya mereka tidak ada beban lagi sekarang.
Mengapa aku selalu menjadi beban?"
Kata-kata itu terus terlintas di pikiranku sehingga memicu gerd anxiety muncul kembali, alhasil kepala menjadi lebih sakit.
Gerd Anxiety ternyata cukup menyiksa diri. Hal tersebut terlihat dari penurunan berat badan yang cukup drastis. Alhasil dari yang kurus menjadi sangat kurus alias ceking, Dengan tinggi badan 165 cm, berat badan awal 45 kg menjadi 36 kg, penampakannya seperti apa, coba bayangkan sendiri.
Entah sudah berapa dokter spesialis yang ku datangi. Kali ini dokter spesialis dalam mengatakan keadaan lambung dan usus sudah baik, hanya perlu tambahan dan diversifikasi nutrisi serta yang terpenting adalah managemen pikiran. Karena sakit kepala berkepanjangan aku pun dirujuk ke dokter spesialis syaraf dan melakukan CT Scan. Hasilnya juga baik, normal. Kali ini dokter juga mengatakan yang terpenting adalah managemen pikiran.
Management pikiran adalah nasihat dari setiap dokter yang aku datangi, Ternyata management pikiran itu sangat penting.
Marcus Aurelius dalam Meditations menulis
" Jika kamu bersusah hati karena hal eksternal, perasaan susah itu tidak datang dari hal tersebut, tetapi oleh pikiran/presepsimu sendiri, Dan kamu memiliki kekuatan untuk mengubah pikiran dan perpsepsimu kapan pun juga"
Henry Manampring dalam Filosofi Teras menulis
" Peristiwa-peristiwa adalah netral (tidak baik, tidak buruk). namun persepsi, anggapan dan pertimbanganlah yang membuat itu menjadi buruk."
Ya sama halnya dengan cerita di pagi hari ketika ibuku memijat kepalaku. Persepsikulah yang membuat Gerd Anxietyku terpicu. Aku menyalahkan diri menjadi beban orangtuaku.
Padahal aku bisa saja memilih persepsi bersyukur karena orangtuaku menyayangiku, merawatku, karena itu aku harus semangat dan sembuh.