Solitude (Kesendirian)
Adakah kabar baik dari solitude (kesendirian)?
Untuk masyarakat komunal seperti Indonesia, kesendirian tampaknya dipandang sebagai anomali. Mereka yang menikmati kesendirian dinilai sebagai anti-sosial dan patologis.
Pernyataan tersebut semakin dibenarkan dengan fakta-fakta tentang banyaknya
orang yang masih berkerumun dan bersosialisasi di masa pandemi corona ini. Mereka masih jalan-jalan dan berkumpul, bahkan tanpa menggunakan masker.
Memang, tak banyak orang yang sanggup bermukim lama di dalam kesendirian.
Namun, bila kita renungkan dengan jernih, kesendirian tidaklah selalu bernada negatif. Ada kabar baik dari kesendirian.
Pertama, kesendirian mengajari kita untuk lebih fokus, konsentrasi, dan kreatif. Hal ini telah dibuktikan oleh banyak pemikir, ilmuwan, seniman, dan tokoh spiritual. Henry David Thoreau, misalnya, merasa semakin kreatif setelah menyendiri selama dua tahun, dua bulan, dan dua hari di sebuah hutan dekat kota Massachusetts, Amerika Serikat. Dalam konsentrasi yang dalam, filsuf ini mampu mengidentifikasi secara saintifik dan metaforis nama, jenis, ukuran hewan, dan tetumbuhan. Hasil konsentrasinya tertuang dalam buku Walden;
or, Life in the Woods.
Kedua, kesendirian mendorong kita untuk semakin mengenali dan menjadi diri sendiri. Dalam kesendirian, kita hanya berhadapan dengan diri sendiri dan tentunya Tuhan. Tak ada lagi kepura-puraan di sana. Kita tak perlu lagi mencari-cari cara demi popularitas dan disukai banyak orang. Kita tak lagi melekat pada opini populer yang kosong makna. Hidup tentunya jauh dari kepalsuan.
Ketiga, kesendirian menjaga kesehatan seseorang. Dalam kesendirian, kita tak perlu berkonfrontasi secara sosial dan personal. Dengan demikian, kita tak perlu berpikir secara berlebihan. Tentu saja penyakit yang datang dari pikiran pun bisa dihindari.
Keempat, kesendirian membantu kita membangun kehidupan spiritual yang lebih baik. Thomas
Merton, seorang tokoh spiritual mengatakan bahwa di dalam kesendirian seseorang lebih mampu bersentuhan
langsung dengan Yang Ilahi. Kesendirian menjadi pintu masuk untuk sampai pada bagian paling inti di dalam diri kita yakni ruang perjumpaan dengan Tuhan.
Dalam berbagai peristiwa, manusia diberi peluang untuk memaknai kembali kehidupannya. Tentu tak terkecuali peristiwa kesendirian.
By Milda Pinem
(Hidup yang Kontemplatif)